Hukum Archimedes: Pengertian, Rumus, dan Contoh Penerapannya

  • Supriyadi Pro
  • Nov 04, 2024
Hukum Archimedes

Dalam dunia fisika, hukum-hukum yang berkaitan dengan fluida memiliki peranan yang sangat penting, salah satunya adalah hukum Archimedes. Hukum ini ditemukan oleh ilmuwan Yunani kuno, Archimedes, lebih dari 2000 tahun yang lalu dan masih relevan hingga saat ini. Hukum Archimedes menjelaskan tentang gaya apung yang dialami oleh benda ketika berada di dalam fluida. Penerapan hukum ini tidak hanya ditemukan dalam buku teks, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai teknologi modern.

Pengertian Hukum Archimedes

Hukum Archimedes berbunyi: “Setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.”

Artinya, jika suatu benda dimasukkan ke dalam air atau fluida lainnya, benda tersebut akan mengalami gaya apung ke atas. Gaya ini sebanding dengan volume fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

Secara sederhana, hukum ini menjelaskan mengapa benda-benda tertentu bisa mengapung di atas air, seperti perahu atau balon udara. Konsep gaya apung ini menjadi dasar penting dalam berbagai bidang, termasuk arsitektur kapal, teknik hidrodinamik, dan bahkan dalam dunia penerbangan.

Rumus Hukum Archimedes

Untuk memudahkan pemahaman, hukum Archimedes dapat diformulasikan dalam bentuk matematis sebagai berikut:

FA = ρ × V × g

Keterangan:

  • FA​ adalah gaya apung (N)
  • ρ adalah massa jenis fluida (kg/m³)
  • V adalah volume benda yang tercelup dalam fluida (m³)
  • g adalah percepatan gravitasi (m/s²)

Dari rumus ini, kita bisa melihat bahwa gaya apung sangat bergantung pada massa jenis fluida dan volume benda yang tercelup. Semakin besar volume fluida yang dipindahkan oleh suatu benda, semakin besar pula gaya apung yang dialaminya.

Baca juga: Contoh Soal Hukum Newton 1: Panduan Lengkap untuk Pemula

Contoh Penerapan Hukum Archimedes

Hukum Archimedes tidak hanya sebatas teori, tetapi sangat banyak penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh penerapan hukum Archimedes adalah sebagai berikut:

1. Kapal Laut

Salah satu contoh paling jelas dari penerapan hukum Archimedes adalah pada kapal laut. Meskipun kapal terbuat dari logam yang berat, kapal tetap bisa mengapung di atas air karena bentuknya dirancang sedemikian rupa sehingga volume air yang dipindahkan oleh bagian bawah kapal cukup besar untuk menghasilkan gaya apung yang dapat menahan berat kapal. Prinsip ini digunakan dalam desain kapal, baik untuk kapal penumpang, kapal barang, maupun kapal militer.

2. Balon Udara

Hukum Archimedes juga berlaku di udara, karena udara juga merupakan fluida. Pada balon udara, gas yang lebih ringan dari udara, seperti helium atau udara panas, digunakan untuk mengisi balon. Gas ini menyebabkan balon mengalami gaya apung ke atas karena berat udara yang dipindahkan lebih besar dari berat gas di dalam balon. Akibatnya, balon dapat terbang dan melayang di udara.

3. Hidrometer

Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis cairan. Prinsip kerja hidrometer berdasarkan hukum Archimedes, di mana hidrometer akan mengapung pada ketinggian tertentu sesuai dengan massa jenis cairan yang diukur. Semakin rendah massa jenis cairan, semakin dalam hidrometer akan tenggelam, dan sebaliknya.

4. Submarin

Submarin atau kapal selam juga menggunakan prinsip hukum Archimedes untuk bergerak naik dan turun di dalam air. Dengan mengatur jumlah air yang masuk ke dalam tangki pemberatnya, sebuah kapal selam dapat mengubah massa totalnya. Ketika tangki pemberat diisi dengan air, kapal selam akan tenggelam karena berat totalnya bertambah, tetapi ketika air dikeluarkan dan digantikan dengan udara, submarin akan mengapung karena volume air yang dipindahkan lebih besar dari berat kapal.

5. Pengukuran Berat Benda dalam Air

Penerapan hukum Archimedes juga digunakan dalam pengukuran berat benda di dalam air. Ketika sebuah benda dicelupkan ke dalam air, benda tersebut akan terlihat lebih ringan dibandingkan ketika diukur di udara. Hal ini disebabkan oleh gaya apung yang bekerja pada benda, yang mengurangi berat benda secara efektif. Teknik ini sering digunakan dalam percobaan ilmiah untuk mengukur massa jenis suatu benda dengan lebih akurat.

Baca juga: Fakta, Konsep, Teori, Rumus, Prinsip, Hukum, dan Model dalam Fisika

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Apung

Berdasarkan hukum Archimedes, ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya gaya apung yang dialami oleh suatu benda, yaitu:

  1. Massa jenis fluida: Semakin tinggi massa jenis fluida, semakin besar gaya apung yang dihasilkan. Sebagai contoh, benda yang tercelup di dalam air laut (yang memiliki massa jenis lebih besar dibandingkan air tawar) akan mengalami gaya apung yang lebih besar.
  2. Volume benda yang tercelup: Semakin besar volume benda yang berada di dalam fluida, semakin besar gaya apung yang dialami. Oleh karena itu, benda yang berbentuk lebar dan datar akan lebih mudah mengapung daripada benda yang berbentuk kecil dan padat.
  3. Gravitasi: Gaya gravitasi juga mempengaruhi besarnya gaya apung. Di tempat dengan gravitasi yang lebih rendah, seperti di bulan, gaya apung yang dialami oleh benda di dalam fluida akan lebih kecil dibandingkan di bumi.

Hubungan Hukum Archimedes dengan Prinsip Mengapung dan Tenggelam

Konsep dasar mengapung dan tenggelam sangat erat kaitannya dengan hukum Archimedes. Jika gaya apung yang dialami oleh suatu benda lebih besar dari berat benda tersebut, maka benda akan mengapung di permukaan fluida. Sebaliknya, jika gaya apung lebih kecil dari berat benda, maka benda tersebut akan tenggelam.

Contoh sederhana dari penerapan ini adalah es batu yang mengapung di dalam air. Es memiliki massa jenis yang lebih rendah dibandingkan air, sehingga es hanya tercelup sebagian di dalam air dan sebagian lainnya mengapung di permukaan.

Baca juga: Hukum Kekekalan Energi: Penjelasan Lengkap dan Aplikasinya dalam Fisika

Hukum Archimedes adalah salah satu hukum dasar fisika yang menjelaskan fenomena gaya apung pada benda di dalam fluida. Dengan memahami hukum ini, kita bisa menjelaskan banyak fenomena yang kita temui sehari-hari, seperti mengapungnya kapal di laut, balon udara yang melayang, hingga pengukuran massa jenis menggunakan hidrometer.

Prinsip yang ditemukan lebih dari 2000 tahun lalu ini terus diaplikasikan dalam berbagai bidang, mulai dari teknik maritim hingga penerbangan.

Dengan memahami rumus hukum Archimedes dan contoh penerapannya, kita dapat lebih menghargai betapa pentingnya konsep ini dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Ingin mengetahui lebih dalam tentang pengukuran dalam fisika? Baca artikel selanjutnya tentang “perbedaan gaya apung di udara dan di air” untuk memperdalam pemahaman Anda!

Post Terkait :