Contoh Perubahan Kimia pada Peristiwa Pembakaran, Perkaratan, dan Pembusukan

  • Supriyadi Pro
  • Sep 11, 2024
perkaratan

Perubahan kimia adalah suatu proses di mana satu atau lebih zat berubah menjadi zat lain dengan komposisi kimia yang berbeda. Proses ini melibatkan reaksi kimia yang mengubah struktur molekul dari zat yang terlibat. Ada banyak contoh perubahan kimia yang bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pembakaran, perkaratan, dan pembusukan. Artikel ini akan membahas masing-masing contoh perubahan kimia tersebut secara rinci.

1. Pembakaran

Definisi Pembakaran: Pembakaran adalah reaksi kimia yang melibatkan oksidasi cepat suatu zat dengan oksigen, menghasilkan panas dan cahaya. Proses ini biasanya terjadi ketika bahan bakar seperti kayu, kertas, atau bahan hidrokarbon lainnya bereaksi dengan oksigen di udara.

Contoh dan Proses Pembakaran: Contoh umum dari pembakaran adalah ketika kita menyalakan lilin. Lilin terdiri dari parafin (hidrokarbon), yang akan bereaksi dengan oksigen di udara ketika disulut api.

Reaksi ini menghasilkan karbon dioksida (CO₂), air (H₂O), panas, dan cahaya. Persamaan kimia sederhana untuk pembakaran parafin adalah:

Persamaan kimia sederhana untuk pembakaran parafin

Selain lilin, pembakaran juga terjadi pada bensin di mesin kendaraan, kayu di perapian, atau gas LPG di kompor. Pada semua contoh ini, terjadi perubahan kimia yang mengubah bahan bakar menjadi produk lain dengan sifat dan komposisi yang berbeda dari bahan asalnya.

Baca juga: Ilmu Fisika dan Cabang-cabang Ilmunya: Penjelajahan dalam Dunia Sains

2. Perkaratan

Definisi Perkaratan: Perkaratan adalah proses oksidasi logam, khususnya besi, ketika terpapar oksigen dan kelembaban. Reaksi ini menghasilkan zat baru yang dikenal sebagai karat, yang secara kimia adalah besi oksida (Fe₂O₃·nH₂O).

Contoh dan Proses Perkaratan: Perkaratan biasanya terjadi pada benda-benda logam yang sering terpapar air atau udara lembap, seperti pagar besi, jembatan, atau kendaraan. Ketika besi (Fe) terkena air (H₂O) dan oksigen (O₂), maka akan terbentuk karat. Reaksi kimianya dapat ditulis sebagai berikut:

Reaksi kimia perkaratan

Produk yang dihasilkan, Fe(OH)₃ (besi hidroksida), kemudian akan mengalami dehidrasi menjadi besi oksida (Fe₂O₃·nH₂O), yang kita kenal sebagai karat. Proses ini membuat logam kehilangan kekuatannya dan struktur aslinya, karena karat tidak memiliki kekuatan mekanis yang sama dengan besi murni.

Baca juga: Contoh Penerapan Ilmu Fisika dalam Perkembangan Teknologi Komunikasi

3. Pembusukan

Definisi Pembusukan: Pembusukan adalah proses dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Proses ini menghasilkan gas, cairan, dan zat lain yang berbeda secara kimia dari bahan asalnya.

Contoh dan Proses Pembusukan: Contoh umum dari pembusukan adalah ketika buah, sayuran, atau daging mulai membusuk. Misalnya, ketika sepotong apel dipotong dan dibiarkan di udara terbuka, bakteri dan jamur akan mulai mencerna bahan organik di dalam apel.

Proses ini melibatkan serangkaian reaksi kimia yang memecah molekul kompleks seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana seperti air (H₂O), karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan amonia (NH₃).

Reaksi pembusukan dapat sangat bervariasi tergantung pada jenis bahan organik dan mikroorganisme yang terlibat, namun secara umum, pembusukan melibatkan proses fermentasi atau respirasi anaerobik.

respirasi anaerobik

Pada contoh ini, glukosa (C₆H₁₂O₆) dalam buah yang membusuk diubah menjadi karbon dioksida (CO₂), etanol (C₂H₅OH), dan energi. Selain itu, bau yang tidak sedap dari makanan yang membusuk dihasilkan oleh senyawa kimia seperti hidrogen sulfida (H₂S), amonia (NH₃), dan metana (CH₄).

Baca juga: Sesuatu yang Mempunyai Massa dan Menempati Ruang: Menguak Hakikat Materi di Alam Semesta

Ketiga contoh yang meliputi pembakaran, perkaratan, dan pembusukan adalah bukti nyata dari perubahan kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Masing-masing melibatkan reaksi kimia yang mengubah zat awal menjadi produk baru dengan sifat-sifat berbeda. Memahami proses ini membantu kita untuk lebih mengenali dan mengendalikan dampak yang dihasilkan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks industri dan lingkungan.

Post Terkait :